9 Komplikasi Diabetes Melitus, dari yang Paling Ringan Sampai Fatal
Gula darah yang dibiarkan tidak stabil atau naik terus-terusan bisa menyebabkan masalah serius. Jika sudah begini, hati-hati dengan risiko komplikasi diabetes melitus yang dapat berakibat fatal. Bahkan mungkin sampai merenggut nyawa jika tidak ditangani dengan tepat.
Komplikasi diabetes melitus yang harus diwaspadai
Diabetes adalah penyakit yang memengaruhi hampir semua organ tubuh, termasuk jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hingga saraf dan gigi. Maka tidak heran kalau komplikasi dari penyakit ini dapat semakin memperparah kondisi Anda.
Berikut sederet komplikasi diabetes melitus yang harus diwaspadai para diabetesi.
1. Rambut rontok
Ketimbang komplikasi diabetes melitus lainnya, rambut rontok mungkin tergolong yang paling ringan. Meski begitu, rambut rontok karena diabetes tidak boleh disepelekan karena bisa menyebabkan kebotakan. Hal ini tentu akan menganggu penampilan Anda.
Rambut rontok karena diabetes bisa disebabkan oleh banyak faktor. Pertama karena aliran darah menuju folikel rambut yang terhambat akibat kerusakan pembuluh darah. Folikel rambut yang kekurangan nutrisi dan oksigen dapat memicu kerontokan rambut.
Kedua, komplikasi diabetes melitus juga dapat menganggu kerja sistem endokrin. Sistem endokrin menghasilkan hormon androgen yang berfungsi mengatur pertumbuhan rambut serta kesehatan folikel rambut. Ketika sistem endokrin bermasalah, maka kesehatan folikel rambut juga bisa ikut terpengaruh. Akibatnya, rambut menjadi mudah rontok.
Di luar dua hal di atas, rambut rontok akibat diabetes juga bisa disebabkan karena stres atau riwayat penyakit tiroid.
Perlu dipahami bahwa kerontokan rambut tidak hanya terjadi di kepala, tapi juga terjadi di rambut lengan, kaki, alis, dan bagian tubuh lainnya.
2. Gangguan gigi dan mulut
Faktanya, komplikasi diabetes melitus juga bisa memengaruhi kesehatan gigi dan mulut Anda. Kadar gula darah yang terlalu tinggi bisa memicu infeksi dan berbagai masalah pada mulut, termasuk gangguan pada gigi, gusi, serta lidah.
Ini karena air liur juga mengandung gula alami. Ketika diabetes tidak terkontrol, tak hanya glukosa dalam darah saja yang meningkat tapi juga glukosa pada air liur. Air liur yang kemudan tinggi gula mengundang bakteri untuk tumbuh dan berkembang di dalam mulut.
Nantinya, bakteri yang berkoloni di dalam mulut akan memicu pembentukan plak pada permukaan gigi. Plak yang semakin menebal dapat membuat gusi dan daerah di sekitar mulut menjadi meradang dan terinfeksi. Inilah yang membuat Anda berisiko tinggi mengalami berbagai masalah gigi dan mulut. Kondisi ini akan semakin parah jika Anda tidak rutin membersihkan gigi.
Beberapa masalah gigi dan mulut yang sering dialami oleh para diabetesi meliputi radang gusi (gingivitis), penyakit gusi (periodontitis), mulut kering, hingga candidiasis. Candidiasis merupakan peradangan akibat pertumbuhan jamur di mulut yang tidak terkendali.
Kunci utama mencegah komplikasi diabetes melitus ini adalah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Pastikan Anda rajin sikat gigi setidaknya dua kali sehari.
3. Disfungsi seksual
Banyak orang yang tidak sadar bahwa disfungsi seksual seperti impotensi (disfungsi ereksi) dan penurunan gairah atau dorongan seks dapat termasuk komplikasi diabetes melitus. Hampir 1 dari 3 pria yang terkena diabetes mengalami disfungsi ereksi.
Pada wanita, masalah seks terkait komplikasi diabetes khususnya juga meliputi vagina kering dan infeksi bakteri vagina yang menyebabkan sakit saat berhubungan seks.
Semua masalah disfungsi seksual ini terjadi akibat kerusakan saraf yang dipicu diabetes. Saraf yang sudah telanjur rusak akan “tumpul” saat menerima rangsangan seksual sehingga sensasinya tidak lagi terasa dashyat seperti dulu.
Selain itu, risiko infeksi pada alat kelamin cenderung diakibatkan oleh ketidakseimbangan bakteri akibat tingginya kadar gula dalam tubuh.
Mana pun yang Anda alami, tentu membuat seks tidak lagi jadi aktivitas yang menyenangkan. Maka segeralah konsultasi ke dokter jika mencurigai masalah ranjang anda disebabkan oleh komplikasi diabetes melitus. Jangan merasa sungkan karena dokter dapat membantu Anda mendapatkan pengobatan serta mencari solusi terbaik agar gairah seks Anda kembali membara.
4. Kerusakan saraf
Neuropati diabetik adalah jenis kerusakan saraf yang terjadi akibat komplikasi diabetes melitus. Kadar gula darah tinggi dapat merusak saraf-saraf yang ada di tubuh Anda. Sering kali kerusakan saraf akibat diabetes terjadi di bagian tangan dan kaki.
Kondisi ini dapat menyebabkan mati rasa atau kesemutan pada jari-jari tangan dan kaki. Gejala lainnya yaitu timbulnya nyeri, kesemutaan, kebas atau baal, hingga sensasi terbakar. Gejala kerusakan saraf awalnya mungkin terasa ringan, tapi seiring cenderung akan semakin intens bahkan bisa menyebar sampai kaki atau lengan Anda.
Ketika digunakan untuk beraktivitas, seperti berjalan, biasanya kaki Anda akan terasa nyeri dan sangat menyakitkan. Bahkan, ketika bagian lengan atau tangan Anda terkena sentuhan lembut, Anda bisa saja mengalami rasa sakit yang intens.
Menurut American Academy of Family Physicians, 10-20 persen orang pengidap diabetes mengalami nyeri saraf. Kerusakan saraf juga dapat memengaruhi mood, hingga menyebabkan stres dan gangguan tidur kronis. Lambat laun, komplikasi diabetes ini dapat menurunkan kualitas hidup pengidapnya secara keseluruhan.
5. Kerusakan mata
Komplikasi diabetes melitus dapat menyebabkan kerusakan mata jika kadar gula darah dibiarkan terus-terusan tinggi.
Pada mulanya, masalah ini ditandai dengan penglihatan kabur selama selama beberapa hari atau minggu. Gangguan mata ini biasanya akan hilang ketika kadar glukosa darah Anda sudah kembali normal.
Namun ketika kadar gula darah terus-terusan tinggi, pembuluh darah kecil yang ada di belakang mata bisa rusak. Kerusakan pembuluh darah mata bahkan sudah dapat dimulai sejak masa pradiabetes, ketika kadar gula darah Anda lebih tinggi dari normal tapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis diabetes.
Pembuluh darah yang rusak dapat mengeluarkan cairan dan menyebabkan pembengkakan. Pembuluh darah baru yang lemah juga bisa saja muncul. Pembuluh darah ini dapat mengalami perdarahan di bagian tengah mata, yang memicu pertumbuhan jaringan parut atau menyebabkan tekanan tinggi di dalam mata Anda.
Retinopati diabetik, edema makula diabetik, glaukoma, dan katarak merupakan empat masalah penglihatan yang paling umum dialami para diabetesi.
6. Penyakit kardiovaskuler
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh darah. Seiring waktu, kondisi ini dapat menghambat sirkulasi darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Kalau sudah begini, para diabetesi berisiko tinggi mengalami serangan jantung dan stroke.
Hal ini pun dibenarkan oleh American Heart Association (AHA). Dalam website resminya, AHA mengatakan bahwa orang dengan diabetes empat kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung ketimbang mereka yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes. AHA bahkan menganggap diabetes sebagai salah satu dari tujuh faktor risiko utama penyebab penyakit kardiovaskuler.
Para ahli percaya bahwa diabetesi bisa mengalami komplikasi diabetes melitus ini apabila sebelumnya sudah memiliki faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler. Misalnya, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, obesitas, malas gerak, serta merokok.
Jadi, jika Anda memiliki salah satu atau bahkan beberapa faktor risiko tersebut, Anda berisiko tinggi mengalami komplikasi diabetes melitus seperti penyakit jantung atau stroke.
7. Kerusakan ginjal
Komplikasi diabetes melitus juga bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Kerusakan ginjal akibat komplikasi diabetes melitus dalam istilah medis disebut dengan nefropati diabetik. Kondisi ini bisa dialami oleh orang dengan diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.
Mayo Clinic mengatakan bahwa lebih dari 40 persen orang dengan diabetes mengalami kerusakan ginjal akibat komplikasi diabetes. Kondisi ini terjadi ketika diabetes merusak pembuluh darah dan sel-sel yang ada di ginjal Anda.
Jadi begini, ginjal Anda mengandung milyaran pembuluh darah kecil (glomeruli) yang bertugas untuk menyaring sisa kotoran dan mengeluarkan cairan dari tubuh. Nah, gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil tersebut yang pada akhirnya menurunkan fungsi ginjal.
Jika tak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal parah yang pada akhirnya meningkatkan risiko kematian. Tahap awal kerusakan ginjal sering tidak menimbulkan gejala yang jelas.
Anda mungkin tidak mengalami gejala apa pun sampai penyakit ginjal Anda berkembang ke stadium akhir.
8. Kaki diabetik
Jika Anda tidak memiliki diabetes, luka di kaki mungkin akan mengering atau sembuh cepat. Namun, lain halnya ketika Anda punya diabetes. Luka sedikit saja bisa jadi infeksi parah yang sulit diobati dan lama sembuhnya. Bahkan dalam kasus yang serius, luka bisa membuat kaki diamputasi.
Komplikasi diabetes melitus satu ini dikenal dengan diabetic foot atau kaki diabetik. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan saraf-saraf di kaki rusak sehingga kehilangan sensasi Hal ini membuat diabetesi mati rasa dan tidak bisa merasakan sensasi sakit ketika bagian kakinya terluka.
Tingginya kadar gula darah juga dapat menghambat sirkulasi darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke bagian kaki. Padahal, bagian kaki yang mengalami luka sangat memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah supaya lekas sembuh. Akibatnya sel-sel kaki kesulitan untuk memperbaiki jaringan dan saraf yang rusak.
Maka tidak heran jika proses kesembuhan luka terbuka para diabetesi cenderung lebih lambat. Perawatan kaki yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi serius dan gangren (borok).
9. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang serius dan tak boleh Anda sepelekan. Kondisi ini terjadi ketika tubuh Anda menghasilkan terlalu banyak asam darah yang disebut keton.
Seperti yang kita tahu, gula merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh yang membentuk otot dan jaringan lainnya. Supaya gula bisa memasuki sel-sel tubuh, tubuh akan secara otomatis menghasilkan hormon insulin.
Ketika tubuh tidak menghasilkan cukup insulin, tubuh akan memproduksi hormon lain yang bertugas untuk memecah lemak sebagai energi. Nah, proses ini akan menghasilkan asam yang dikenal sebagai keton. Biasanya, keton dihasilkan ketika kita melewatkan waktu makan, sedang stres, atau saat lupa menyuntikkan insulin.
Keton yang dihasilkan berlebihan akan menumpuk di dalam darah dan menimbulkan gejala ketoasidosis diabetik. Misalnya haus berlebihan, sering buang air kecil, sakit perut, sesak napas, jantung berdebar-debar, serta merasa lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
Ketoasidosis yang parah bisa sampai menyebabkan koma. Maka dari itu, Anda perlu penanganan cepat jika mengalami gejala ketoasidosis.
Terapi Ampuh Diabetes Dengan Tahitian Noni
TAHITIAN NONI® telah diakui melalui mekanisme kerja secara ilmiah mampu bekerja di tingkat molekular untuk meningkatkan dan merevitalisasi sistem kerja tubuh (self healing), bekerja melindungi, memperbaiki, mengaktifkan, meremajakan dan meregenerasi sel secara optimal. Memberikan efek manfaat yang optimal serta aman dikonsumsi baik oleh wanita hamil, menyusui, bayi, anak-anak hinggak orang dewasa, yang mencakup segala kondisi kesehatan.
HASIL UJI KLINIS TAHITIAN NONI TERHADAP RIBUAN PASIEN DI SELURUH DUNIA
ORDER SEKARANG KONSULTASI GRATIS
HUB TLP / WA 085217182585 Kami Senang Bisa membantu Anda